- Hukum Doa Qunut Witir di Separuh Terakhir Ramadhan
- Fadhilah atau Keutamaan Sholat Tarawih Malam Ke-1 sampai Malam Ke-30
- Workshop Pesantrenpreneur: Mendorong Santri Menjadi Interpreneur
- Anies Baswedan hingga Menteri Beri Ucapan Selamat Resepsi Wisuda Purna Siswa PP. Miftahul Ihsan
- Ribuan Jamaah Hadiri Pengajian Umum di Pondok Pesantren Miftahul Ihsan
- Pengajian Akbar di Yayasan Pesantren Miftahul Ihsan Sukses Digelar Bersama KH. Abdul Malik Sanusi
- Panitia Haflatul Imtihan dan Wisuda Purna Siswa Yayasan Pesantren Miftahul Ihsan Gelar Rapat
- Ratusan Jamaah Gelar Shalat Idul Fitri di Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Sumenep
- YASMI Peduli Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Bagikan 1000 Paket Buka Puasa
- Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1444 H/2023 M Wilayah Kabupaten Sumenep
Hari Santri Nasional dan Momentum Penting Menuju Poros Peradaban Indonesia
Hari ini, 22 Oktober 2021, menjadi momentum untuk meningkatkan pemberdayaan santri dimana pada hari ini Hari Santri Nasional diperingati dan dirayakan. Penetapan ini Mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. tanggal ini diambil dari peristiwa tercetusnya “Resolusi Jihad” dari Pesantren Tebuireng, momentum di mana para santri bergabung dengan seluruh elemen bangsa untuk melawan penjajah.
Zainul Milal Bizawie melalui tulisannya yang berjudul Hari Santri Nasional Mengembalikan Sejarah Bangsa yang tayang di laman resmi NU, Kamis (22/10/2016), menceritakan, para santri dan elemen masyarakat menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil. Termasuk, mengatur strategi dan mempropagandakan kesadaran mengenai arti kemerdekaan kepada masyarakat Indonesia.
Baca Lainnya :
- Lagi, Santri Ponpes Miftahul Ihsan Sabet Juara Tingkat Nasional0
- Tokoh, Akademisi hingga Pejabat Tinggi Negara Ucapkan Selamat Wisuda Purna Siswa Yasmi1
- Fadhilah Sholat Tarawih Malam ke-121
- Fadhilah Sholat Tarawih Malam ke-100
- Siswa Al Ma`arif Plus Borong Penghargaan Terbaik di Ajang Awarding GEMMA 20200
Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh KH. Hasjim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.
Hal senada juga disampaikan di laman setkab.go.id yang dikelola Sekretariat Kabinet, penetapan tanggal itu berdasarkan perjuangan dan seruan dari KH Hasyim Asy'ari. Beliau dikenal sebagai pendiri dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki peran signifikan terhadap kemerdekaan Indonesia. Peran ini begitu terlihat pada 21 dan 22 Oktober 1945, saat pengurus NU se-Jawa dan Madura menggelar pertemuan di Surabaya. Pertemuan dilakukan untuk menyatakan sikap setelah mendengar tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng Sekutu.
Akhirnya, KH Hasyim Asy'ari menyerukan sebuah deklarasi "Resolusi Jihad". Pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari menyerukan imbauan kepada para santri untuk berjuang demi Tanah Air. Resolusi itu disampaikan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Hasilnya, resolusi ini membawa pengaruh yang besar.
Oleh sebab itu, penetapan Hari Santri diharapkan tidak mengurangi, apalagi menafikan, nilai heroisme dan patriotisme tokoh-tokoh lain yang telah menorehkan sejarah dan peristiwa historik yang lain apalagi santri yang berperan besar. Sebagai tindak lanjut dari penetapan Hari Santri, pemerintah dan santri berharap ada sinergi yang mendorong komunitas santri ke poros peradaban Indonesia yang lebih baik.
Santri biasanya merujuk pada seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam pada sebuah pesantren dalam kurun waktu tertentu, tergantung tingkat pendidikan. Pesantren memberikan berbagai ilmu kepada santrinya, dan tak hanya ilmu agama. Akan tetapi juga mengkaji pengetahuan-pengetahuan umum. Santri tak hanya merujuk pada komunitas tertentu, tetapi merujuk mereka yang dalam tubuhnya mengalir darah Merah Putih dan tarikan napas kehidupannya terpancar kalimat La ilaha illa Allah.
Selama ini pesantren dipandang sebagai kelompok pendidikan yang masih terpinggirkan. Alumni pesantren dianggap tidak mampu bersaing dalam dunia pendidikan, dunia kerja maupun birokrasi pemerintahan. Pandangan umum juga melihat bahwa lulusan pesantren masih dianggap tidak memiliki kecakapan atau keterampilan selain di bidang agama.
Padahal, santri memiliki paket lengkap dalam hal kognitif dan afektif. Secara keseluruhan santri memiliki daya hafal yang tinggi. Dengan demikian, mereka adalah generasi yang cerdas.
Sementara, dari sisi kecerdasan emosional dan kecerdasan dalam menyelesaikan masalah mereka handal karena terbiasa mandiri. Santri memiliki kesabaran dan analisis karena terbiasa menelaah kitab. Dalam perjalanan sejarah bangsa, selain peran nyata dalam pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan, pesantren berperan penting dalam melahirkan insan yang beriman dan berkarakter untuk mengisi pembangunan nasional
Oleh karena itu, penetapan Hari Santri Nasional ini dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang keindonesiaan yang digelorakan oleh para ulama. Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh pahlawan nasional KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945.