GengWDGengWDGengWDGengWDGengWDGengWDGengWDGengWD

Bangkit Setelah Vakum, Dragonfly Terbang Tinggi di Perkemahan Khutbatul Arsyi

waktu baca 2 menit
Jumat, 21 Nov 2025 15:37 0 17 Yasmi Media

YASMI – Selama beberapa tahun terakhir, kegiatan Pramuka di Pondok Pesantren Miftahul Ihsan berjalan tanpa hiruk-pikuk perlombaan. Anak-anak tetap latihan, tetap berbaris, tetap belajar tali-temali dan materi kepanduan lainnya, namun tidak ada ajang tempat mereka mengukur kemampuan. Seakan-akan sayap mereka terlipat, menunggu waktu yang tepat untuk mengepak lagi.

Waktu itu akhirnya datang pada 18–20 November 2025, ketika Perkemahan Khutbatul Arsyi digelar di Ponpes Mathlabul Ulum, Jambu, Sumenep. Ajang ini diikuti puluhan gugus depan dari berbagai penjuru Madura. Suasananya riuh, tenda-tenda berdiri rapi, setiap tim membawa kebanggaan masing-masing. Di tengah keramaian itu, berdirilah satu regu kecil dari Miftahul Ihsan — Dragonfly, yang baru kembali dari masa vakum.

Meski datang dengan pengalaman lomba yang minim, semangat anak-anak Dragonfly justru terlihat paling menyala. Setiap sesi lomba mereka jalani dengan sungguh-sungguh, bukan karena ingin membuktikan diri, tetapi karena mereka merasa inilah saatnya hidup kembali sebagai pramuka sejati.

Ketika pengumuman pemenang dibacakan, nama Dragonfly muncul sebagai Juara 3. Tangis haru, tawa bahagia, dan rasa tidak percaya bercampur menjadi satu. Prestasi itu bukan sekadar trofi — itu adalah simbol bahwa mereka telah bangkit.

Pembina Dragonfly, Rofiki, bahkan sempat terdiam beberapa saat sebelum memberi komentar.

“Alhamdulillah… ini awal yang baik,” katanya pelan namun penuh rasa. “Kami sempat vakum, sempat ragu apakah anak-anak siap. Tapi mereka membuktikan bahwa kerja keras dan kemauan bisa mengalahkan segala keterbatasan.”

Di pesantren, kabar kemenangan itu disambut hangat. Nyai Hossah, S.Pd.I, Kepala MI Miftahul Ihsan, melihat prestasi ini bukan hanya tentang gelar juara.
Ia berkata, “Pramuka itu melatih kedisiplinan, keberanian, dan kejujuran. Perlombaan hanyalah media. Yang penting adalah karakter yang tumbuh di dalam prosesnya.”

Hal serupa disampaikan Kepala MTs, Suhri Zain, yang memandang Dragonfly sebagai teladan bagi santri lain. “Kerja sama mereka luar biasa. Itu nilai yang jauh lebih mahal daripada hadiah apa pun.”

Kini, setelah kemenangan itu, suasana latihan Pramuka di Miftahul Ihsan terasa berbeda. Anak-anak terlihat lebih percaya diri. Pembina lebih bersemangat. Dan regu Dragonfly? Mereka telah merasakan manisnya proses, pahitnya lelah, dan indahnya hasil. Mereka tahu bahwa perjalanan baru saja dimulai.

Kemenangan di Khutbatul Arsyi bukan puncak melainkan pintu pembuka.
Sebuah tanda bahwa Pramuka Miftahul Ihsan telah kembali, bukan sebagai regu yang sekadar hadir, tetapi sebagai regu yang siap berprestasi, berkembang, dan mengukir cerita-cerita hebat berikutnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bottom Menu dengan Border Melengkung