- Tiga Santri Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Juarai Lomba Fotografi di RS PMI Bogor
- Santri Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Kembali Raih Juara Lomba Nasyid Islami
- Siswa MTs. Miftahul Ihsan Sabet Juara 1 dalam Photo Contest di Universitas Andalas Padang
- Ngaji Bersama KH. Musleh Adnan, Ribuan Jamaah Padati Halaman Utama HIMMI 2022
- Sejumlah Tokoh Nasional Kirim Karangan Bunga Ucapan Selamat Ke Pondok Pesantren Miftahul Ihsan
- Gubernur DKI Ucapkan Selamat Haflatul Imtihan dan Wisuda Purna Siswa Ponpes Miftahul Ihsan Sumenep
- Pererat Silaturrahmi, IKSMA Gelar Reuni Akbar
- Pengertian dan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Seluruh Keluarga dan Orang Yang Diwakilkan
- Luar Biasa, Inilah Fadhilah Sholat Tarawih Malam Ke-6
- Inilah Fadhilah Sholat Tarawih Pada Malam Ke-5, Simak Penjelasan Berikut
Nyanyikan Anti Putin, Personel Pussy Riot Dibui

Keterangan Gambar : Pussy Riot
Rusia - Pengadilan Rusia memvonis penjara dua tahun personel band Pussy Riot karena menyanyikan lagu anti Presiden Vladimir Putin.
Pengadilan menetapkan tiga anggota band itu bersalah melakukan 'hooliganisme' dengan motivasi agama.
Hakim Marina Syrova mengatakan para anggota band "secara berhati-hati merencanakan" nyanyian mereka tanggal 21 Februari lalu di dalam katedral di Moskow. "Tolokonnikova, Alyokhina dan Samutsevich melakukan "hooliganisme" -- dengan kata lain pelanggaran berat ketertiban umum," kata Syrova.
"Pengadilan menyatakan mereka bersalah. Pengadilan meraih putusan berdasarkan kesaksian terdakwa sendiri dan bukti lain," tambahnya.
Jaksa menuntut hukuman tiga tahun penjara atas tiga anggota band itu.
Para pendukung band itu melakukan protes di sejumlah tempat di Moskow. Keamanan ketat pun diterapkan dan sejumlah jalan ditutup.
Pussy Riot mengecam kasus tersebut yang mereka katakan diorganisir Putin.
Buat Marah Gereja
Sejumah selebriti termasuk bintang pop Amerika, Madonna, menyerukan agar mereka dibebaskan.
Ketiga anggota band itu mengatakan "doa punk" mereka adalah tindak politik untuk memprotes gereja ortodoks Rusia yang mendukung Presiden Putin.
Dalam penampilan seronok mereka di dekat altar mereka meminta Bunda Maria untuk "menggeser Putin".
Nyanyian mereka membuat marah gereja Ortodoks dan ketua gereka Kirill menyebutkan penampilan itu sama saja dengan penghujatan agama. Namun sejumlah warga Rusia menganggap kasus itu sebagai upaya pemerintah membungkam kritikan.
